Tuesday, May 24, 2016

MELAYANI NAPI REMAJA DAN CALON PELAUT




Lembaga Pemasyarakatan (LP) Tangerang
P
elayanan ke tempat tempat yang terkenal keras saya ikuti juga yaitu ke LP dan Sekolah Calon Pelaut. Pelayanan ke LP ini dilakukan oleh Komisi Pekabaran Injil (KPI) setiap hari Senin. Saya mendapat kesempatan membawa renungan di 3 LP (Pemuda, Remaja dan Wanita).

Ada beberapa kesan yang dapat saya simak dari pelayanan ke LP. Saya terpesona atas kefasihan mereka menyangkut pujian terutama lagu berirama pop. Mencari ayat firman Tuhan juga relatif cepat. Kesaksian beberapa orang terasa menyentuh dan meyakinkan.  Semua itu seperti  tetesan air di batu-batu karang, seminggu dialiri firman 5 hari oleh Gereja yang berbeda-beda. Bahkan terasa ada semacam persaingan pelayanan, terutama konsumsi dan tipe liturgi.
Pembina LP Wanita dengan wanti-wanti berpesan kepada saya: “Bapak jangan terlalu percaya pada apa yang dilihat dan didengar”, sembari meyakinkan: Isi hati mereka belum tentu begitu, karena ada yang masuk-keluar LP 2-3 kali,” katanya.
Pernyataan pembina LP tersebut bisa dilihat dari statistik mutasi masuk-keluar NAPI Kristen dari waktu ke waktu. Mutasinya memang selalu fluktuatif, tetapi yang pasti trend-nya terus menanjak. Apa yang sebetulnya terjadi?
Salah seorang anggota KPI melakukan survei dan kesimpulannya cukup mengesankan. Ternyata sebagian besar NAPI jarang ke Gereja, tidak pernah bertemu/konsultasi dengan Pendeta. Dengan situasi tersebut, maka mereka sangat rawan terhadap godaan lingkungan dan rentan terhadap penguasaan diri.
Diharapkan, pembinaan rohani 5 hari seminggu akan menggugah dan membiasakan mereka untuk rindu bersekutu dan firman merupakan menu dalam hidup mereka jika sudah keluar dari LP.
Memang pelayanan ke LP cukup melelahkan dan hasilnya tidak segera nampak kasat mata dalam waktu pendek. Saya sebut melelahkan karena Tim KPI dengan rombongan 6-9 orang, setiap Senin pagi dengan setia berangkat dari GKI Kwitang ke LP Tangerang. Kebaktian selesai jam 13.00 atau lebih dan baru sore hari tiba kembali di rumah masing-masing. Kita wajib memberi apresiasi kepada rekan-rekan anggota KPI atas dedikasinya.
Sayang masih banyak Jemaat dan Majelis yang belum mengetahui proses dan pelayanan di LP ini. Oleh sebab itu, saya meminta Tim Multimedia menayangkan pelayanan ini dan mengajak anggota  Jemaat untuk ikut berpartisipasi. Karena sebagai Gereja kita mempunyai kewajiban untuk menghibur dan mengunjungi orang terpenjara dengan tugas menabur firman kabar baik bahwa setelah lepas dari LP, mereka mempunyai harapan yang pasti bahwa Tuhan memaafkan pelanggaran-pelanggaran mereka, asalkan bertobat.
Sayang himbauan ini tidak mendapat respons dari anggota Jemaat.
Pos Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran, Marunda.
Semula Pos Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Marunda dilayani oleh Majelis Lingkungan I, Jakarta Pusat karena lokasinya terletak di Gunung Sahari, Jakarta Pusat. Tetapi sejak pindah ke Marunda, Jakarta Utara, kami Majelis Lingkungan II turut melayani karena wilayah pelayanan kami termasuk Jakarta Utara. Dengan demikian, jadwal pelayanan Lingkungan I dan II berganti-ganti tiap bulan sehingga kami kebagian satu kali setiap dua bulan.
Di Pos ini, misi kami hanya melayani kebaktian Minggu jam 10.00 pagi saja, memberitakan kabar baik dan bersekutu dengan taruna/i jemaat Gereja-gereja lain di sebuah chapel mungil di tepi danau buatan di komplek STIP.

Di tempat ini terkenal sering terjadi kekerasan, pemukulan siswa yang junior oleh seniornya, bahkan ada yang sampai meninggal.
Biarkan kami menabur benih, orang lain yang menyiram dan Tuhan yang akan menumbuhkan. Biarlah Tuhan yang melembutkan hati mereka yang keras itu. Amin.

No comments: