F
|
alsafah hidup yang telah menjadi
kebudayaan suku Batak telah terbentuk dibawah alam sadar,
yang diungkapkan dalam peribahasa “Anakkon hi do hamoraon di au”, yang
artinya : Anak adalah Investasi bagi orangtua”. Kemudian oleh penggubah diangkat menjadi lagu daerah populer dari
masa kemasa dan merasuk kedalam jiwa.
Orangtua mengusahakan agar anak-anaknya memperoleh pendidikan yang terbaik dan tertinggi, sesuai dengan kemampuannya dengan memilih lembaga pendidikan unggulan baik di Dalam maupun di Luar negeri.
Orangtua mengusahakan agar anak-anaknya memperoleh pendidikan yang terbaik dan tertinggi, sesuai dengan kemampuannya dengan memilih lembaga pendidikan unggulan baik di Dalam maupun di Luar negeri.
Sekolah di Amerika
Bibit dan Bobot
Kwalitas seorang anak
tentu tali temali dengan bibit, bobot, kualitas
orang tua (hingga ke kakek nenek dari kedua
belah fihak, Bapak dan Ibu), disiplin belajar dan lingkungan pergaulan anak, yang akan
menumbuhkan anak yang berkwalitas.
Anak sulung
saya, Vera Maryati misalnya, SMP
dan SMA selalu di sekolah Katolik dan jurusan IPA yang menjadi modal pokoknya
menammatkan kuliah dari Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia,
Cawang, Jakarta Timur, tempat ibunya dulu pernah kuliah.
Sedang tiga orang adik adiknya
memang belum kelihatan talenta masing-masing, namun diharapkan
bisa seperti ayahnya lulusan terbaik SMEA Negeri dengan
nilai diatas
rata rata 7 serta alumni
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Atau seperti Ibunya jebolan jurusan IPA SMAN Jambi, menjadi tempat berguru dan bertanya teman teman seangkatannya.
Sebenarnya, sebelum anak masuk Perguruan Tinggi, perlu dilakukan test minat (self direct search) untuk mengukur minat seseorang.
Secara psikologis dapat dibagi dalam 6 kelompok minat: Realistic, Investigative, Artistic, Social Enterprising dan Conventional, seperti tertulis dalam Buku karangan John L. Holland Phd. Sayang waktu itu saya tidak melakukan test ini untuk anak-anak.
Atau seperti Ibunya jebolan jurusan IPA SMAN Jambi, menjadi tempat berguru dan bertanya teman teman seangkatannya.
Sebenarnya, sebelum anak masuk Perguruan Tinggi, perlu dilakukan test minat (self direct search) untuk mengukur minat seseorang.
Secara psikologis dapat dibagi dalam 6 kelompok minat: Realistic, Investigative, Artistic, Social Enterprising dan Conventional, seperti tertulis dalam Buku karangan John L. Holland Phd. Sayang waktu itu saya tidak melakukan test ini untuk anak-anak.
Anak dan menantu jadi WN Amerika
Sekolah ke Amerika
Lingkungan pekerjaan, pergaulan dan derasnya arus globalisasi mempengaruhi sikap, pikiran dan keputusan yang akan kami ambil setelah bekerja di Kantor Pusat Bank BRI Jakarta selama 8 tahun.
Dalam kurun waktu itu berinteraksi dengan 5-6 orang Consultan Harvard University, Amerika Serikat, sehingga terbukalah akses dan informasi tentang pendidikan di Amerika. Dikala itu tabungan kami cukup untuk membiayai pendidikan anak anak sebagai bentuk Investasi jangka panjang.
Sekolah ke Amerika
Lingkungan pekerjaan, pergaulan dan derasnya arus globalisasi mempengaruhi sikap, pikiran dan keputusan yang akan kami ambil setelah bekerja di Kantor Pusat Bank BRI Jakarta selama 8 tahun.
Dalam kurun waktu itu berinteraksi dengan 5-6 orang Consultan Harvard University, Amerika Serikat, sehingga terbukalah akses dan informasi tentang pendidikan di Amerika. Dikala itu tabungan kami cukup untuk membiayai pendidikan anak anak sebagai bentuk Investasi jangka panjang.
Disamping itu di tengah tengah tugas
dinas ke mancanegara, anak dan istri
diusahakan ikut untuk menambah wawasan dan percaya diri.
Di saat keluarga sedang wisata ke Amerika, secara iseng iseng saya bertanya kepada anak kedua, Monang: “Mau sekolah di sini?”, tanya saya bergurau. Tanpa diduga ia menjawab: “Mau Papi,” katanya mantap, nampak keseriusan di wajahnya yang pendiam itu.
Di saat keluarga sedang wisata ke Amerika, secara iseng iseng saya bertanya kepada anak kedua, Monang: “Mau sekolah di sini?”, tanya saya bergurau. Tanpa diduga ia menjawab: “Mau Papi,” katanya mantap, nampak keseriusan di wajahnya yang pendiam itu.
Tidak selang lama setelah pulang wisata, saya mendaftarkan
Monang ke Lembaga pendidikan EF, English First di Gedung Bank Tamara,
Jl.Jenderal Sudirman, Jakarta atas rekomendasi rekan bisnis, Bpk. Lukas
Sudjandhi. Tiga orang anaknya sedang study di Negara bagian Texas,
Amerika dan menggunakan jasa EF juga.
Kemudian oleh EF Monang dikirimkan kursus bahasa Inggris ke kota kecil Olympia, Washington State,
sebagai persiapan sebelum
masuk ke College.
Sebelum melanjutkan kuliah ke College, saya juga minta rekomendasi dari teman dekat keluarga di Kudus, Dr.Lukas Soesiloputro yang anaknya, Yuke
Susiloputro sedang study di Amerika.
Yuke kemudian merekomendasikan agar Monang jangan sekolah bisnis dikota kecil di kota Olympia dan diusulkan disekitar Los Angeles saja, karena disana ada pula Pdt. Adi Sutanto, gembala Gereja Jemaat Kristen Indonesia (JKI) di Upland yaitu cabang dari JKI Kudus, Jawa Tengah.
Yuke kemudian merekomendasikan agar Monang jangan sekolah bisnis dikota kecil di kota Olympia dan diusulkan disekitar Los Angeles saja, karena disana ada pula Pdt. Adi Sutanto, gembala Gereja Jemaat Kristen Indonesia (JKI) di Upland yaitu cabang dari JKI Kudus, Jawa Tengah.
Setelah mendapat persetujuan melalui telpon dari Pdt Adi, berangkatlah Monang dari Washington State langsung ke rumah Bpk. Adi Sutanto di Chino city, California
Selatan. Kemudian
dia ditempatkan di sebuah rumah di San Bernardino city bersama mahasiswa Indonesia
lainnya seperti Moesley Simatupang, Chokky, dan beberapa orang lainnya.
Wisata bersama anak anak ke San Fransisco
Wisata sebelum sekolah
Namun jauh sebelum anak anak disekolahkan ke Luar Negeri, kami sengaja membawa mereka keliling dulu keberbagai Negara terutama mulai dari Asia dan kemudian ke Amerika. Di Amerika kami awali dari pantai Timur yaitu New York dan Washington DC, termasuk Patung Lyberty, World Trade Center, WTC dan maskas besar PBB.
Dari pantai Timur kemudian kami menuju Utara sampai perbatasan Canada yaitu melihat air terjun raksasa, Niagara Fall dengan naik kereta api pulang pergi dari Washington D.C. Dan dari stasiun Kereta Api Union Station, kami langsung ke Dulles Airport Washington naik pesawat menuju ke Orlando, Florida dibagian Selatan.
Sopir taksi yang membawa kami bingung dan bertanya: “Mengapa kalian tidak naik pesawat langsung dari Niagara ke Orlando,” katanya, yang saya jawab: “Memang kami ingin melihat kota-kota kecil dalam perjalanan dengan kereta api”
Wisata sebelum sekolah
Namun jauh sebelum anak anak disekolahkan ke Luar Negeri, kami sengaja membawa mereka keliling dulu keberbagai Negara terutama mulai dari Asia dan kemudian ke Amerika. Di Amerika kami awali dari pantai Timur yaitu New York dan Washington DC, termasuk Patung Lyberty, World Trade Center, WTC dan maskas besar PBB.
Dari pantai Timur kemudian kami menuju Utara sampai perbatasan Canada yaitu melihat air terjun raksasa, Niagara Fall dengan naik kereta api pulang pergi dari Washington D.C. Dan dari stasiun Kereta Api Union Station, kami langsung ke Dulles Airport Washington naik pesawat menuju ke Orlando, Florida dibagian Selatan.
Sopir taksi yang membawa kami bingung dan bertanya: “Mengapa kalian tidak naik pesawat langsung dari Niagara ke Orlando,” katanya, yang saya jawab: “Memang kami ingin melihat kota-kota kecil dalam perjalanan dengan kereta api”
Di Florida, tujuan pertama adalah Orlando yang dipenuhi oleh
wisatawan asing maupun lokal. Baru
kami tahu, ternyata warga Amerika sendiri
masih banyak yang baru pertama sekali mengunjungi Orlando maupun Kennedy Space
Center, stasiun pesawat ulang alik yang sering kita saksikan di T.V
Sebelum kembali ke Jakarta, di Olympia city, Washington State, kami membuka account di Bank lokal dengan travel cek American Express Bank sebesar
US$ 30,000.00 untuk keperluan kuliah dan biaya hidup Monang setahun.
Rupanya perut Monang sering mencret, belum mau kompromi dengan menu Amerika. Disamping itu, sebagian uangnya dipakai juga untuk Investasi, membeli sepeda gunung merk Cannondale yang memang diperlukan pulang pergi dari asrama ke tempat kursus atau bepergian ke sekitar kampus. Sampai awal tahun 2008 sepeda ini masih bagus dan masih saya pakai di kota Al Habra, California Selatan.
Rupanya perut Monang sering mencret, belum mau kompromi dengan menu Amerika. Disamping itu, sebagian uangnya dipakai juga untuk Investasi, membeli sepeda gunung merk Cannondale yang memang diperlukan pulang pergi dari asrama ke tempat kursus atau bepergian ke sekitar kampus. Sampai awal tahun 2008 sepeda ini masih bagus dan masih saya pakai di kota Al Habra, California Selatan.
Itulah awal kisah mengapa anak anak sekolah ke Amerika
dengan segala kelebihan, kekurangan dan permasalahannya.
Mengunjungi anak di California
.Pendidikan Gratis di Amerika
Setelah
Monang merambah jalan ke Amerika, tidak lama kemudian disusul oleh adiknya
Peggy, tetapi tidak perlu lagi persiapan
kursus bahasa, karena sudah kursus di LIA Jakarta dan langsung masuk ke kelas 2 di
Senior High Scchool yang betul betul gratis.
Biarpun Warga Negara asing, tidak dipungut biaya, walaupun tidak mendapat Bea Siswa. Belum lagi ditambah dengan fasilitas lain seperti Bus antar jemput warna kuning, makan siang gratis dan perpustakaan. Berarti anak anak tinggal membawa buku dan alat tulis.
Biarpun Warga Negara asing, tidak dipungut biaya, walaupun tidak mendapat Bea Siswa. Belum lagi ditambah dengan fasilitas lain seperti Bus antar jemput warna kuning, makan siang gratis dan perpustakaan. Berarti anak anak tinggal membawa buku dan alat tulis.
Dengan demikian, pajak besar yang dibayar oleh
warga negara AS, dinikmati juga oleh Warga Negara asing, anak anak Imigran
gelap dan Warga Negara Asing lainnya yang tinggal di AS. Tahun berikutnya
adiknya Pahala datang kemudian dan mulai dari kelas 1.
Karena tidak dipungut biaya sekolah di High School, maka di
tahun pertama dan kedua transfer uang untuk bertiga relatif cukup ringan,
karena baru Monang yang perlu uang kuliah yang relative mahal. Bahkan Peggy sendiri
pernah kost tinggal sekamar bertiga dengan anak Pak Epi, asal Bandung, dengan hanya membayar US$ 200/bulan atau Rp 400.000.
Tuan rumah menerima dengan senang hati, karena merasa terbantu ikut membayar bills listrik telpon dll. Jika dihitung degan kurs
Rp 2.000, hanya sebesar Rp 400.000,-/bulan, tidak jauh berbeda dengan uang kost di Jakarta atau kota-kota besar lainnya di Indonesia.
Tuan rumah menerima dengan senang hati, karena merasa terbantu ikut membayar bills listrik telpon dll. Jika dihitung degan kurs
Rp 2.000, hanya sebesar Rp 400.000,-/bulan, tidak jauh berbeda dengan uang kost di Jakarta atau kota-kota besar lainnya di Indonesia.
Memang beberapa
bulan pertama tinggal di AS, banyak menemui kendala seperti penyesuaian diri, mulai dari bahasa, pelajaran, makanan, cuaca, lalu
lintas, mengelola keuangan, lingkungan pergaulan, sifat
cuek siswa dan masih banyak lagi.
Sampai sampai Pahala meminta pulang saja ke Jakarta. Untung, kakaknya Peggy yang datang setahun sebelumnya memberikan saran agar bertahan di AS.
Sampai sampai Pahala meminta pulang saja ke Jakarta. Untung, kakaknya Peggy yang datang setahun sebelumnya memberikan saran agar bertahan di AS.
Akhirnya dia mau bertahan sampai lulus High School dan bahkan melanjutkan ke College.
Baru setelah mereka bertiga mulai kuliah, baru terasa biaya yang relatif mahal dibanding dengan Indonesia. Thanks God, perusahaan kami, PT. Monang Brothers mampu menanggung biaya hidup dan biaya kuliah mereka, jadi bukan lagi dari gaji saya di Bank BRI.
Bagus juga strategy warga AS, biaya kuliah yang mahal itu disiasati dengan menabung (selama anak anak masih di Sekolah Dasar sampai High School yang gratis). Mereka ikut asuransi pendidikan, financial plan, memanfaatkan kredit dari Bank atau beasiswa yang disediakan oleh berbagai lembaga di sana.
Baru setelah mereka bertiga mulai kuliah, baru terasa biaya yang relatif mahal dibanding dengan Indonesia. Thanks God, perusahaan kami, PT. Monang Brothers mampu menanggung biaya hidup dan biaya kuliah mereka, jadi bukan lagi dari gaji saya di Bank BRI.
Bagus juga strategy warga AS, biaya kuliah yang mahal itu disiasati dengan menabung (selama anak anak masih di Sekolah Dasar sampai High School yang gratis). Mereka ikut asuransi pendidikan, financial plan, memanfaatkan kredit dari Bank atau beasiswa yang disediakan oleh berbagai lembaga di sana.
Depan rumah anak di La Habra city
Maka
dari itu, tidak heran, setelah
lulus High School merupakan sebuah event istimewa, gisebut pesta Prompt, siswa datang
berpasang-pasangan sebagai acara perpisahan. Dan juga
merupakan acara rasa syukur, anak mandiri, meninggalkan
rumah orang tua, karena dengan ijazah High School saja dapat mulai bekerja.
Pencapaian Nilai
Sebagai orang tua saya bangga atas kemampuan anak anak dengan dengan latar belakang Sekolah di Jakarta, mampu mendapatkan nilai GPA lumayan. Mereka menghadapi dua tingkat kesulitan yaitu belajar ilmunya sendiri dan memahami bahasanya.
Dengan tekun Monang bisa mengumpulkan kredit 188,57 dari Santa Monica College dan Chaffey College, hanya tinggal beberapa unit bisa mencapai S1.
Pencapaian Nilai
Sebagai orang tua saya bangga atas kemampuan anak anak dengan dengan latar belakang Sekolah di Jakarta, mampu mendapatkan nilai GPA lumayan. Mereka menghadapi dua tingkat kesulitan yaitu belajar ilmunya sendiri dan memahami bahasanya.
Dengan tekun Monang bisa mengumpulkan kredit 188,57 dari Santa Monica College dan Chaffey College, hanya tinggal beberapa unit bisa mencapai S1.
Demikian juga dengan Peggy, yang semula ingin mengambil
jurusan Broadcasting, tapi saya yang mencegahnya dengan mengatakan :” Ambil
jurusan Marketing saja”. Lalu
saya berkata lagi :” Profesi broadcasting di Indonesia tergolong baru dan
broadcasting itu hanya salah satu aspek Marketing
Mix, selain Poducts, Price dan Placement”, Diapun menurut saja.
Ternyata kemudian saya yang salah, jika saja saya ikut pilihannya, mungkin dia bisa menjadi spesialis Broadcasting disalah satu stasiun T.V di Jakarta daripada menunggu lulus S1 Marketing.
Tapi bagaimanapun juga, dengan background pendidikannya dia bersyukur dapat pekerjaan yang layak di Jakarta.
Ternyata kemudian saya yang salah, jika saja saya ikut pilihannya, mungkin dia bisa menjadi spesialis Broadcasting disalah satu stasiun T.V di Jakarta daripada menunggu lulus S1 Marketing.
Tapi bagaimanapun juga, dengan background pendidikannya dia bersyukur dapat pekerjaan yang layak di Jakarta.
Peggy cukup tekun bisa mengumpulkan kredit dari San Bernadino
Valley College
dan UCLA, University of
California di LA dan dalam suratnya berikut ini dia berjanji akan berusaha
mendapat rata-rata GPA 2,5 atau lebih.
Rancho,
4/27/97
Dear Mom & Dad,
Here is my classes that I
planed to take on summer in UCLA: money and banking 4 units, business law 4 units, tax
principles and policy 4 units: 12 units x $ 150: $ 1,800 + enrollment
fee $ 260 + I.20 $ 275 + parking (3 months) $ 60. Total fee $ 2,395.
I just changed
my car battery using Robert’s credit card for $ 50, please add it to the amount
due May 12, 1997.
I
know it’s really a lots of money. I promise to both of you, I’ll get the GPA 2.5
or higher (of course I get the help from the power of our God) and your pray.
I really
appreciate it Mom and Dad. You just don’t know how thankfull I’m having a
parents with a blessing from God. Thank you.
I
really look forward to see both of you in June, because I’ll graduate from my
AA degree on June 6th ’97 (same with your birthday, Mom). I know you couldn’t
make it when I wear my “Toga” on my highschool graduation, but hopefully you
could see me walk with the class on my AA degree graduation this June.
Love you both. Peggy Situmeang
Pahala lain lagi ceritanya, sifat dia yang cepat mandiri, cukup telaten mengurus sendiri kuliahnya tanpa bantuan saya sampai dia pulang ke Indonesia. Setelah mendapat prioritas AA graduation, memakai toga hitamnya, padahal masih kurang satu mata kuliah lagi yaitu US History yang akan diselesaikannya kemudian di Chaffey College di Rancho Cucamonga.
Love you both. Peggy Situmeang
Pahala lain lagi ceritanya, sifat dia yang cepat mandiri, cukup telaten mengurus sendiri kuliahnya tanpa bantuan saya sampai dia pulang ke Indonesia. Setelah mendapat prioritas AA graduation, memakai toga hitamnya, padahal masih kurang satu mata kuliah lagi yaitu US History yang akan diselesaikannya kemudian di Chaffey College di Rancho Cucamonga.
Dengan latar belakang pendidikan luar, akhirnya mereka
diterima bekerja di lingkungan Internasional, mulai dari Peggy menjadi
sekretaris warga Singapura di Sekolah Internasional PSKD Mandiri di Menteng dan Abbalove, lembaga Gereja asing dan terakhir di Mining company.
Sedang Pahala semula sebagai Staf membantu ekspatriat di Manajemen Gajah Mada Plaza Building, sebelum pindah jadi manager di Cibubur Junction. Dia bekerja keras, jujur dan setia sehingga dipercaya duduk dikursi No. 1, Direktur di Mal Cibubur Junction, diusia 35 tahun.
Adapun Monang cukup lama bekerja di National Bank di Costa Mesta, California Selatan, AS, dengan standar penghasilan setempat, sesuai statusnya sebagai Permanent Resident yang didampingi istrinya, Sarah Halim, warga American, lulsan Master Nutricion dari Lomalinda University.
Sedang Pahala semula sebagai Staf membantu ekspatriat di Manajemen Gajah Mada Plaza Building, sebelum pindah jadi manager di Cibubur Junction. Dia bekerja keras, jujur dan setia sehingga dipercaya duduk dikursi No. 1, Direktur di Mal Cibubur Junction, diusia 35 tahun.
Adapun Monang cukup lama bekerja di National Bank di Costa Mesta, California Selatan, AS, dengan standar penghasilan setempat, sesuai statusnya sebagai Permanent Resident yang didampingi istrinya, Sarah Halim, warga American, lulsan Master Nutricion dari Lomalinda University.
Mobil anak di Los Angeles
Anggaran Pendidikan
Sebenarnya
biaya kuliah di College, relatif tidak terlalu mahal, hanya US.$.1.800,-/triwulan, sekitar Rp 3.600.000,- perorang untuk
16 unit. Disamping itu ada biaya enrollment
fee $ 260, visa student/I.20 sebesar $ 275, parkir $ 60 pertriwulan, sewa
apartemen US$ 750 (dua
kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, dapur dan garasi), diluar biaya makan.
Namun semenjak tahun 1997 saat kurs dollar merangkak naik, anggaran pendidikan mereka bertiga
pun otomatis ikut melambung, mencapai Rp 8,5 – 10 juta per bulan, dengan kurs ± Rp 2.400,-/$ . Berarti anggaran
pendidikan setahun mencapai sekitar US$ 49.775 jauh lebih tinggi dibanding
dengan tahun
tahun sebelumnya.
Sedangkan biaya lain
juga tidak terlalu mahal, seperti uang saku, bensin dan pemeliharaan mobil,
cukup mengantongi $ 400 - $ 600 per bulan. Disamping itu
ada biaya bersama antara US$ 380 –
550 per bulan untuk utilities (listrik, gas, telepon), kabel TV dan
angsuran TV).
Jika bill telepon membengkak, dengan kesadaran sendiri si pengguna akan mengenali nomor yang didial dan dengan sadar akan menanggung pembayarannya. Kami di Jakarta selalu siap-siap jika sewaktu-waktu ada permintaan khusus seperti ganti aki, pasang AC, pengecatan mobil, bahkan pernah sampai ganti tiang listrik yang roboh karena aksiden.
Khusus untuk mengantisipasi aksiden seperti ini, ketiga mobil diasuransikan dengan membayar premi dengan angsuran bulanan.
Jika bill telepon membengkak, dengan kesadaran sendiri si pengguna akan mengenali nomor yang didial dan dengan sadar akan menanggung pembayarannya. Kami di Jakarta selalu siap-siap jika sewaktu-waktu ada permintaan khusus seperti ganti aki, pasang AC, pengecatan mobil, bahkan pernah sampai ganti tiang listrik yang roboh karena aksiden.
Khusus untuk mengantisipasi aksiden seperti ini, ketiga mobil diasuransikan dengan membayar premi dengan angsuran bulanan.
Untuk mengatur pembagian uang,
setiap mentransfer, selalu saya kirim Faksimile rincian biaya sampai
mendetail untuk setiap anak dan semua saya transfer ke Rekening Monang. Kemudian akan
mendistribusikan kepada dua adiknya. Jadi anak anak sudah terbiasa mengenal rincian
Anggaran biaya sejak
lama.
Yang justru
terlupakan adalah anggaran khusus untuk Peggy sebagai wanita seperti bedak,
lipstick dan sejenisnya, sampai teman-temannya berkomentar: “Peggy, enak
sekali, kalau perlu uang tinggal telepon,” katanya, melihat Peggy
kadang-kadang telepon meminta kiriman $100 - $200. Pahala pernah bergurau kepada saya : “Kalau
Peggy yang minta, Papi pasti kasih,” katanya sedikit iri.
Sebenarnya, setelah saya
perhatikan file yang ada pada saya, rincian anggaran
masing-masing tidak jauh berbeda, kecuali permintaan anggaran Peggy untuk beli
buku dan tuition fee, uang sekolah. Itupun tidak
otomatis kami kirim, tetapi minta difax dulu daftar nama buku dan mata kuliah
yang akan diambil. Bahkan kami pernah diajak membeli
buku di toko buku San Bernadino Valley College, sehingga tahu
persis penggunaan dananya.
Naik KA bersama anak2 ke Niagara fall
Stay or Go
Ada masa pasang dan ada pula masa surut yang dimulai awal tahun 1998 dimana kami dan anak anak dihadapkan pada situasi pilihan, tetap tinggal bekerja di AS atau pulang ke Tanah (Stay or Go).
Pada saat itu PT. Monang Brothers sebagai sumber dana anggaran pendidikan tutup, stop beroperasi, diterjang tsunami krisis ekonomi yang maha dahsyat.
Dan itulah periode terakhir kami mentransfer uang ke AS. Setelah itu anak anak mulai bekerja dan kuliah pun nyaris berhenti, walau ada keringanan uang sekolah untuk mahasiswa dari negara negara Asia yang dilanda krisis ekonomi.
Dan apartemenpun terpaksa ditinggalkan dan mereka tinggal sementara di mess Gereja JKI, di Pomona, ditempat mana Monang tetap setia melayani sampai sekitar tahun 2009.
Ada masa pasang dan ada pula masa surut yang dimulai awal tahun 1998 dimana kami dan anak anak dihadapkan pada situasi pilihan, tetap tinggal bekerja di AS atau pulang ke Tanah (Stay or Go).
Pada saat itu PT. Monang Brothers sebagai sumber dana anggaran pendidikan tutup, stop beroperasi, diterjang tsunami krisis ekonomi yang maha dahsyat.
Dan itulah periode terakhir kami mentransfer uang ke AS. Setelah itu anak anak mulai bekerja dan kuliah pun nyaris berhenti, walau ada keringanan uang sekolah untuk mahasiswa dari negara negara Asia yang dilanda krisis ekonomi.
Dan apartemenpun terpaksa ditinggalkan dan mereka tinggal sementara di mess Gereja JKI, di Pomona, ditempat mana Monang tetap setia melayani sampai sekitar tahun 2009.
Untuk sementara Monang bekerja di Gas Station, Peggy di
toko, sedang Pahala bekerja di gudang minuman. Suatu ketika bosnya
Pahala bingung ketika habis bekerja dia dijemput oleh Abangnya dengan naik
Mercy hitam. Pahala menjelaskan: “Kami bekerja karena terjadi krisis di
Indonesia!”, yang diikuti tanda mengerti dari bosnya.
Akhirnya kami menawarkan dua pilihan, Stay or Go, tetap
bekerja di Amerika atau pulang ke Indonesia, karena tujuan ke AS bukan untuk
bekerja tetapi untuk sekolah.
Sama seperti Bapak saya dulu ditahun 1962 waktu melepas kepergian saya ke Jawa berpesan : “Kalau kami tidak sanggup mengirim uang, kau harus bersedia pulang!”, katanya minta pengertian saya.
Saya menawarkan alternative memilih tetap tinggal, bisa menjual Mercy $15,000 dan diganti mobil merek lain senilai $10,000, dan sisanya untuk membayar uang kuliah sampai selesai S1 atau memilih pulang dan hasil penjualan mobil bisa ditabung di Jakarta dengan suku bunga 60% per tahun waktu itu.
Di Bandara Dulles, Washington DCSama seperti Bapak saya dulu ditahun 1962 waktu melepas kepergian saya ke Jawa berpesan : “Kalau kami tidak sanggup mengirim uang, kau harus bersedia pulang!”, katanya minta pengertian saya.
Saya menawarkan alternative memilih tetap tinggal, bisa menjual Mercy $15,000 dan diganti mobil merek lain senilai $10,000, dan sisanya untuk membayar uang kuliah sampai selesai S1 atau memilih pulang dan hasil penjualan mobil bisa ditabung di Jakarta dengan suku bunga 60% per tahun waktu itu.
Dalam situasi psikologis anak anak yang sudah biasa hidup
tenang, full time student, dihadapkan pada pilihan sulit ini, akhirnya mereka
memilih pulang dan kuliah dan menyelesaikan
studi S2 di Jakarta.
Baru setelah wisuda S2, Monang dan istrinya Sarah memilih kembali ke AS karena merasa lebih cocok tinggal, bekerja, kuliah dengan lingkungan dan budaya AS, sedang Peggy dan Pahala memilih tinggal di Jakarta.
Baru setelah wisuda S2, Monang dan istrinya Sarah memilih kembali ke AS karena merasa lebih cocok tinggal, bekerja, kuliah dengan lingkungan dan budaya AS, sedang Peggy dan Pahala memilih tinggal di Jakarta.
No comments:
Post a Comment